hidup
tak seindah yang kita bayangkan
tak seindah yang kita rasakan
tak semudah yang kita pikirkan
bersandiwara
di panggung yang sangat besar
dengan lakon yang sudah di sediakan
yang sudah tergurat di secarik kertas
berperan sebagai
penghibur bagi yang melihat
hanya ada dua pilihan
antagonis atau protagonis
baik atau buruk
beriman atau tidak beriman
patuh atau tidak patuh
apapun pilihan kita
itu yang harus kita tanggung jawab kan
tapi semua itu akan berakhir di ujung yang sama
kematian
ya kematian
dimana lakon yang kita mainkan
sudal selesai peran nya
dimana lampu harus sudah dimatikan
dimana tirai harus di tutup
semua berakhir
disaat semua penonton pulang
di saat tak ada lagi kata mengulang
di situ lah kematian
jakarta 18 november 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Melek teknologi, UN berbasis Komputer
Oleh. Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY) Dalam era Globalisasi, teknologi menjadi sebuah indikator pentin...
-
Oleh. Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY) Dalam era Globalisasi, teknologi menjadi sebuah indikator pentin...
-
Oleh Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY) UN 2016 digadang – gadang memasukkan tujuan baru yaitu me...
-
di kala akhir hari ini ada tanya yang mendalam dalam hati apakah aku sudah berarti hari ini? apakah aku sudah bermakna di hari ini? apa yan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar