2016/04/02

Melek teknologi, UN berbasis Komputer




Oleh. Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY)

Dalam era Globalisasi, teknologi menjadi sebuah indikator penting dalam sebuah perkembangan suatu wilayah saat ini baik dari segi ekonomi,sosial budaya,dll. Teknologi biasa dihitung dengan tingkat melek teknologi, angka ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya di negara ini, namun dalam 80 juta pengakses Internet pada tahun 2013, 72 juta diantaranya masih menggunakannya hanya untuk sekedar bersosial media. Angka seharusnya dapat menjadi perhatian penting Pemerintah untuk penggunaan teknologi yang lebih advance lagi kedepannya.
UNBK ( Ujian Nasional Berbasin Komputer) menjadi jawaban dari kemendikbud dalam hal kemajuan teknologi saat ini, Kemendikbud menyatakan bahwa dari 208.000 sekolah di Indonesia sekitar 118.000 diantaranya sudah terkoneksi internet. Data tersebut diatas menunjukkan bahwa stigma negatif masyarakat terhadap pelaksanaan UNBK yang tidak efektif dan tidak cocok diterapkan di negeri ini dapat dipatahkan. Menurut kemendikbud, UNBK saat ini tergantung pada kesiapan sumber daya manusia disekolah itu sendiri bukan pada infrastruktur yang ada walau masih ada sekolah yang belum memiliki infrastruktur  memadai.Meskipun demikian hal ini harus dimulai untuk dapat memacu perkembangan penggunaan teknologi yang lebih advance di Indonesia.
UNBK sudah di jalankan sejak tahun 2014 silam. Hingga tahun 2015, UNBK menuai banyak kontrovensi dan keluhan walaupun terjadi peningkatan hingga 900% dalam penyelenggaraannya di tahun 2016 ini. Tahun 2016 ini UNBK akan dilaksanakan serempak bersamaan dengan UNKP (ujian nasional berbasis kertas dan pensil). Tercatat di laman web resmi kemendikbud terdapat 984 smp/mts, 1294 sma/ma, serta 2100 smk yang akan menjalankan UNBK pada tahun ini. Walau masih dilaksanakan UNKP kedepannyan UNBK ini akan terus didorong agar dapat dijalankan diseluruh sekolah yang ada di Indonesia. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan, UNBK ini akan dapat menghemat biaya yang begitu besar, soal Ujian Nasional akan dikirimkan via cloud yang sudah di uji keamanannya oleh tim ahli sehingga tidak perlu lagi ada keterlambatan pendistribusian soal dan juga biaya pengiriman serta percetakan soal yang tinggi. UNBK ini juga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kebocoran soal Ujian Nasional.
IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sebagai organisasi pelajar khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam hal ini hadir ditengah – tengah Masyarakat untuk dapat mengawasi jalannya Ujian Nasional yang setiap tahun selalu menuai masalah baik secara teknis maupun non teknis. Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung dikalangan pelajar harus menjadi sebuah kekuatan yang dapat dimanfaatkan, sehingga UNBK ini selayaknya dapat disambut baik guna menjawab tantangan zaman akan kemajuan teknologi ini. Dengan tingginya angka pengguna internet di Indonesia maka tidak ada salahnya jika UNBK ini terus diterapkan dan dikembangkan di Indonesia. Melihat apa yang terjadi pada tahun yang lalu seharusnya dapat menjadi sebuah pelajaran penting, tidak hanya mendorong UNBK di semua sekolah namun juga meningkatkan kualitas keamanan yang ada didalam sistem tersebut. Nilai investasi yang tidak dapat disebut main-main ini haruslah menjadi perhatian penting.Mengutip perkataan Prof. Djoko Luknanto (Anggota BSNP) dalam FGD kerjasama dan dukungan teknis UNBK 2016 yang diselenggerakan olen Puspendik menyatakan bahwa UNBK merupakan harapan penyelenggaraan UN yang kredibel,oleh karena itu perlu dilakukan skills up sehingga masalah-masalah teknis yang dimungkinkan dapat muncul dapat segera diantisipasi agar kepercayaan masyarakat terhadap UNBK semakin kuat. IPMDIY juga menyambut baik Ujian Nasional sebagai ajang evaluasi kinerja sistem pendidikan dan hanya menjadi salah satu variabel kelulusan siswa. Dalam kesempatan lain Anis Baswedan (Mendikbud) juga menyatakan bahwa sedang ada komunikasi agar UN juga dapat menjadi nilai penentu masuk ke pendidikan yang lebih tinggi. (IF)

#ayogarapdhewe, semangat kejujuran dikalangan pelajar






Oleh Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY)



UN 2016 digadang – gadang memasukkan tujuan baru yaitu menjunjung tinggi nilai kejujuran, dengan semangat jujur 100% yang juga sempat di bicarakan oleh Presiden RI didepan ratusan Kepala Sekolah di Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu. Ia mengingatkan para kepala sekolah untuk kembali kepada sekolah yang mengajarkan nilai-nilai etika, budi pekerti, integritas, kejujuran, moralitas, kepantasan dan kepatutan, serta mengingatkan siswanya mana yang pantas dan tidak pantas. "Kita ingin negara ini menjadi negara yang maju, negara yang besar dan memiliki martabat. Itu dimulai dari pendidikan yang bapak ibu berikan kepada anak didik kita. Meski baru dipetik 10-15 tahun kemudian.
Nilai kejujuran dianggap sebagai nilai yang cukup fundamental dalam sistem pendidikan Indonesia. Melalui Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) menyatakan bahwa tahun ini sekolah tetap akan mendapatkan IIUN (indeks intregitas Ujian Nasional), indeks ini diharapkan dapat menjadi ajang evaluasi bagi sekolah agar dapat menjalankan pendidikan dengan baik dan tidak mengedepankan angka semata, namun juga mengajarkan nilai-nilai luhur kejujuran kepada para siswanya. IIUN yang rendah tidak membuahkan sanksi apapun dari kemendikbud namun IIUN akan diberikan kepada Dinas Pendidikan serta Pemerintah Daerah setempat, nilai Indeks yang rendah diharapkan dapat memacu pembenahan kegiatan belajar mengajar disekolah – sekolah, Pemerintah daerah pun diharap dapat mendorong setiap sekolah agar mendapatkan nilai IIUN yang tinggi sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang benar.
Dalam sebuah kajian Maqosid Syariah, Kejujuran merupakan semangat utama untuk dapat menjalankan 5 nilai dalam syariah tersebut. Nilai – nilai kejujuran dalam Islam ditunjukkan dalam banyak budi pekerti seperti saat bersosialisasi dengan orang lain,dll. Seperti tertuang pada surat An-Nahl ayat 105, dalam tafsir Al-Misbah dinyatakan bahwa orang – orang yang berani berdusta adalah orang – orang yang tidak mau meyakini ayat – ayat Allah.apakah kita termasuk orang orang itu?.
Ujian Nasional sudah bertahun – tahun menjadi momok yang berat bagi setiap pelajar di Indonesia saat akan melanjutkan jenjang pendidikan, namun di tahun 2016 ini UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, UN akan menjadi evaluator terhadap berjalannya sistem pendidikan yang ada di Indonesia sehingga sudah seharusnya pelajar tidak lagi mencari berbagai cara yang tidak jujur untuk mendapatkan nilai yang baik dalam Ujian Nasional, karena pendidikan bukanlah hanya sekedar angka – angka namun juga perubahan perilaku sikap dan Akhlak. Hal ini bukan berarti pelajar tidak harus berikhtiar sebaik mungkin dalam menuntut ilmu melainkan harus menjadi sebuah semangat untuk berikhtiar dan menyerahkan segala hasil dari ikhtiar tersebut kepada ALLAH SWT.
Gerakan #ayogarapdhewe menjadi gerakan yang cukup penting dan strategis bagi IPM DIY (Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta) untuk mengkampanyekan pentingnya nilai-nilai kejujuran dalam sebuah sistem pendidikan. IPMDIY berharap dengan adanya kampanye ini dapat meningkatkan dan mempertahankan nilai Indeks Intregitas yang baik ditahun sebelumnya untuk Provinsi DIY. IPMDIY ditahun 2015 yang lalu masih menemukan beberapa bentuk ketidak jujuran yang justru muncul bukan dari individu siswa tersebut melainkan dari berbagai hal lain seperti lingkungan bimbel,sekolah,dll. Kecurangan tersebut dianggap cukup fatal karena selain tidak sejalan dengan tujuan UN yang dicanangkan oleh Kemendikbud juga dilakukan oleh pihak – pihak diluar individu pelajar tersebut. Dalam kesempatan ini IPMDIY berharap seluruh pihak dapat mendukung dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam pelaksanaan UN 2016. Sejalan dengan Maqosid Syariah, Kejujuran merupakan paket komplit bagi seorang pelajar untuk menerapkan nilai-nilai syariat tersebut, paling tidak dalam hal ini terkait dengan nilai memelihara akal pikiran. Disisi lain menjaga nilai – nilai kejujuran juga dapat menjadi ajang kita untuk tetap mendapat Ridha dari ALLAH SWT sebagai tujuan hidup seorang insan dimuka bumi ini. (IF)

Melek teknologi, UN berbasis Komputer

Oleh. Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY) Dalam era Globalisasi, teknologi menjadi sebuah indikator pentin...