2013/12/24

kamu

indah
adalah sesuatu yang sulit untuk di definisikan
terkadang tak tahu bagaimana
bagaimana kita bisa mengucapkan kata itu

mata mu 
senyum mu
wajah itu
tak dapat lagi hilang dari lerung hati ku
tak dapat lagi ku berucap 
tak dapat lagi ku dapat menguraikannya
cukup sudah
cukup sudah aku beristirahat
tak ada yang dapat ku ingat 
tak ada yang dapat ku pikir
tak ada yang dapat ku lakukan
saat aku sedang di hadapan kamu
jakarta, 24-12-2013
di keheningan hati saat menanti mu

2013/12/16

can

tak kala terucap kata
membuat keheningan ini sirna
menghilang setitik demi setitik
masuk ke sebuah keheningan hampa

di penghujung tahun - tahun sepi
para pedang bergandengan tangan
menyuarakan ketidakadilan sang garuda
tunjukkanlah kedua matamu garuda

lidah telah tak dapat berkata
tak tau lagi apa yang harus berjalan
semua bagai sepi yang sunyi
membawa semua ini menjadi irama lantunan melodi
melodi kemenangan nan mewah yang hanya laksana rembulan
oh di pagi yang cerah tuhan ku telah bertitah

16 - 12 - 2013

to be good

sedih, marah, kesal, emosi
terpaku entah dimana
terbuai entah mengapa
tertindas dengan kata apa
tercekik dengan hampa 

apakah itu
apakah ini
apakah bagaimana
apakah apa

sentuhan tak membuat semuanya membaik
tak kala kecupan membuat ini semua keruh
air sudah pekat
tak tahu dimana dasar nya

masuk terus dan masuk
masuk hingga semuanya semakin hampa
hampa entah mengapa
dimana oh dimana
dimana engkau 
TUHAN KU 

16 -12 - 2013

2013/12/10

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Juarai Kompetisi Essay Nasional

imam Sopyan, mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, berhasil menjadi juara pertama pada kompetisi essay nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Imam Sopyan berhasil menyisihkan lima puluh peserta lainnya dari berbagai universitas di Indonesia. Kompetisi ini diselenggarakan dalam dua tahap seleksi, yaitu seleksi naskah essay dan seleksi presentasi. Dalam seleksi naskah essay, Imam berhasil lolos ke dalam lima besar, bersama empat mahasiswa lainnya, yaitu Denny Iswanto (UIN Syarif Hidayatullah), Riki Purnomo (Universitas Muhammadiyyah Surakarta), Nur Rizqy Febriandika (Universitas Muhammadiyyah Surakarta), dan Erin Nuzulia Istiqomah (Universitas Indonesia). Kelima finalis tersebut diundang untuk mempresentasikan essaynya mereka di depan dua dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Presentasi tersebut diselenggarakan di Ruang Sidang I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) pada 2 November 2013.
Berdasarkan hasil penilaian dari dua dewan juri, presentasi Imam Sopyan dengan judul essay “Bergerak dari Kampus Menuju Bangsa Paripurna: Inteligensia Profetik dan Tanggung Jawab Sosio-Transedental Mahasiswa Islam” berhasil mengungguli finalis lainnya. Imam Sopyan mendapatkan total poin 400 dari Juri I dan 380 dari Juri II (780 poin). Ia unggul 10 poin dari Juara II, Denny Iswanto, yang mengumpulkan poin 770. Juara II ditempati oleh Erin Nuzulia Istiqomah dengan total poin 760.
Dalam essaynya, Imam Sopyan menggagas urgensi berbagai organisasi mahasiswa, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah), dan yang lainnya untuk menjadi ‘pabrik’ para pemimpin umat dan bangsa. Dengan menelusuri jejak sejarah perjuangan kemerdekaaan bangsa Indonesia, mulai dari Jong Islamieten Bond (JIB) dan Studentent Islami Studie Club (SIS) pada awal abad 20. Imam Sopyan optimis bahwa hanya mahasiswa yang merapatkan diri dalam barisan organisasi mahasiswalah yang kelak mampu menjadi agen perubahan (agent of change) dalam konteks keumatan dan kebangsaan. Atas prestasinya ini, Imam Sopyan berhak atas Piala Tetap Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dan uang pembinaan sebesar 1 juta rupiah. (**Din Humas*)

Melek teknologi, UN berbasis Komputer

Oleh. Fathya Fikri Izzuddin (Ketua Bidang Advokasi PW IPM DIY) Dalam era Globalisasi, teknologi menjadi sebuah indikator pentin...